Tiga Prinsip Asvaghosa 01
Di dalam hasil karyanya yang berjudul “Mahayana-Sraddhotpada-sastra”,
Asvaghosa mengajarkan pada kita, bagaimana caranya mendengar ceramah dan
belajar ajaran sutra.
Asvaghosa mengajarkan pada kita tiga butir prinsip yaitu :
1.
Dalam mendengar
ceramah Dharma, jangan melekat pada ucapan. Dengan perkataan lain, ketika membaca
sutra dan artikel Dharma, janganlah melekat pada tulisan. Tulisan adalah simbol
dari ucapan, tidak melekat pada ucapan
berarti tidak melekat pada tulisan, apakah tulisan tersebut mendalam atau
dangkal, bukanlah masalah, asalkan maknanya disampaikan dengan benar dan
dipahami.
Maka itu di dalam “Empat Andalan Dharma” tercantum “Mengandalkan
makna tersirat dan bukan makna tersurat”, benar-benar memahami makna sesungguhnya
dari ajaran yang dibabarkan Tathagata.
Di dalam “Gatha Pembukaan Sutra” tercantum : “Semoga
memahami makna sesungguhnya dari sutra yang dibabarkan Tathagata”, makanya
tidak boleh melekat.
Buddha Sakyamuni mengemukakan banyak istilah, tetapi
kita tidak boleh melekat pada beragam istilah tersebut.
2.
Jangan melekat pada
nama dan istilah. Segala nama dan istilah hanyalah merupakan perumpamaan, yang
menuntun kita supaya memahami makna yang sesungguhnya. Begitu anda melekat maka
sudah melakukan kesalahan, selamanya anda takkan berdaya memahami makna yang
sesungguhnya.
Memahami makna yang sesungguhnya adalah menyelami
pencerahan jiwa sejati, seperti yang disebutkan di dalam aliran Zen sebagai menemukan
kembali jiwa sejati, menemukan kembali jiwa sejati adalah mencapai KeBuddhaan.
Tujuan akhir dari belajar Ajaran Buddha adalah mencapai KeBuddhaan.
3.
Jangan ada
penafsiran sendiri. Membaca sebaris kalimat lalu menduga-duga artinya, atau
menafsirkan menurut pengertian diri sendiri. Saya membaca artikel Dharma ini,
atau saya mendengar ceramah Dharma ini, lalu saya mulai membuat penjelasan
berdasarkan pengertian sendiri. Tidak boleh, apa alasannya?
Setelah anda mendengar ceramah Dharma, anda telah
jatuh ke dalam “Kesadaran ke-6”, dengan demikian apa yang anda pelajari hanya
akan menjadi pengetahuan belaka. Anda hanya bisa memperoleh secuil pengetahuan
Ajaran Buddha.
Buddha Sakyamuni bukan menyampaikan padamu
pengetahuan, namun Sang Buddha berharap agar anda dapat mengembangkan
kebijaksanaan, oleh karena dengan menggunakan kebijaksanaan barulah anda dapat
memahami kebenaran dari alam semesta dan kehidupan manusia, yang dapat
membantumu mengakhiri samsara, keluar dari Triloka; bukan saja keluar dari
Triloka, bahkan juga melampaui Dasa Dharmadhatu (Sepuluh Alam Dharma). Minimal
harus dapat mencapai kondisi batin sedemikian rupa.
Setelah melampaui Dasa Dharmadhatu, lantas ke mana
kita menuju? Anda akan mencapai “Alam Dharma Tunggal Sejati (Alam Sukhavati)”.
Hari ini kami telah memiliki sedikit pemahaman,
walaupun masih belum mencapai pencerahan, namun mempelajari sutra Mahayana
secara berkesinambungan selama kurun waktu yang panjang, kami dapat memastikan
arah pelatihan diri, tujuan yang jelas, takkan sembarangan melatih diri, hal ini
sungguh sulit diperoleh.
Kutipan
Ceramah Master Chin Kung 3 Oktober 2010
Empat Andalan Dharma :
Gatha Pembukaan Sutra :
Delapan Kesadaran :
馬鳴菩薩在《大乘起信論》裡面教給我們,怎麼樣去聽經、去研究經教。他告訴我們三個原則,第一個聽教,聽教就是聽講經,不要執著言說相。換句話說,我們看經就不要執著文字相,文字是語言的符號,不執著言說就不能執著文字,文字淺深、多寡不要緊,只要意思說出來就行了,你懂得意思就可以。所以四依法裡頭,佛教導我們「依義不依語」,這一條重要,真正懂得如來真實義,開經偈上說「願解如來真實義」,這個不可以著相的。所以,佛說這麼多的名相,就是叫我們不要執著名字相,這是馬鳴菩薩第二條;第一條不要執著言說相,第二條不要執名字相。所有名詞術語都是假設的,都是幫助我們悟入真實義,你一著相就錯了,你永遠就不能了解真實義。了解真實義就是悟入自性,這是宗門所謂的明心見性,見性就成佛。佛陀的教育終極的目標就是叫你明心見性,見性成佛了,跟他就沒有兩樣,達到究竟圓滿的境界。所以《起信論》上講的這三個原則非常重要。
第三個,不能著心緣相。什麼叫心緣?望文生義,我看到這個、我聽到這個,我想的怎麼個解釋法。不可以,為什麼?那個你聽了之後,你已經落在第六意識去。落在第六意識,你所學到的,今天的術語叫知識,你學到一些佛學的知識。佛不跟你講知識,佛是希望你悟入智慧,智慧能起作用,能幫助你了解宇宙人生的真相,諸法實相,能幫助你了生死出三界;不但出三界,三界是六道輪迴,超越十法界,至少要到這個境界。超越十法界之後,你到哪裡去?諸佛如來的實報莊嚴土,那叫一真法界。我們現在有一點概念了,雖然沒有開悟,沒有悟入,大乘經教薰的時間長久,證悟沒有,有一點解悟;換句話說,修行的方向、目標清楚了,不再盲修瞎練,這就很難得了。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第一五六集) 2010/10/3