Rabu, 10 Juni 2020

Insan yang tidak memiliki kebijaksanaan 22


Insan yang tidak memiliki kebijaksanaan 22

Dalam menuntut ilmu, bagi insan yang tahu cara belajar, tujuannya adalah guna mencapai samadhi dan mengembangkan pencerahan, inilah yang disebut sebagai cara belajar yang benar.

Sebaliknya bagi orang yang memiliki kemelekatan yang kuat, justru merintangi dirinya untuk mencapai samadhi, hati yang membeda-bedakan juga merupakan rintangan untuk mencapai samadhi.

Jika dapat menyingkirkan kemelekatan dan perbedaan, maka sangat mudah untuk memasuki samadhi (pikiran terfokus). Orang zaman dulu menempatkan tujuan belajar adalah untuk mengembangkan pencerahan, sebaliknya orang zaman sekarang menempatkan tujuan belajar untuk memperkaya pengetahuan. Maka itu jalan yang ditempuh juga tidaklah sama.

Insan zaman dulu memiliki kebijaksanaan, orang sekarang hanya memiliki pengetahuan semata, kaya pengetahuan tapi tidak punya kebijaksanaan.

Dibalik kebijaksanaan terdapat pengetahuan, tetapi dibalik pengetahuan tidak terdapat kebijaksanaan, mengapa demikian? Insan yang memiliki kebijaksanaan hatinya adalah suci, sedangkan insan yang kaya ilmu, hatinya tidak stabil. Jadi tidaklah sama.

Kebijaksanaan dapat menyelesaikan masalah, takkan ada efek samping; ilmu pengetahuan dapat menyelesaikan masalah tetapi menyisakan segudang persoalan di belakangnya, sungguh mengerikan.

Zaman dulu di Tiongkok, sosok yang memegang peranan penting merupakan insan yang hatinya suci, sehingga mampu menggunakan kebijaksanaan dalam membuat keputusan, maka itu setiap persoalan dapat diselesaikan dengan baik dan tepat.

Sekarang sudah tidak ada lagi, makanya masyarakat global jadi kacau, pekerjaan apapun tidak dilakukan dengan baik. Buah pemikiran yang bagus, tetapi hasilnya malah berubah, jauh dari harapan. 

Sedangkan dengan gagasan yang muncul dari kebijaksanaan, selamanya takkan mengalami perubahan, inilah perbedaan antara kebijaksanaan dan pengetahuan.

Maka itu kita belajar Ajaran Buddha mesti mengembangkan kebijaksanaan, harus mencapai samadhi (konsentrasi). Dengan mengamalkan sila maka mencapai samadhi, dengan tercapainya samadhi maka terbukalah kebijaksanaan.

Mengamalkan sila adalah menaati peraturan, tidak boleh sembarangan bertindak, tidak boleh menciptakan teori baru, mesti menuruti metode yang dibabarkan oleh Buddha dan Bodhisattva. Metode ini digunakan oleh semua Buddha di sepuluh penjuru dari tiga masa untuk meraih keberhasilan, yakni mencapai samadhi mengembangkan kebijaksanaan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 4 Mei 2011
  

世智辯聰
(二十二)

任何一法真正會學的、善學的是要得定、是要開智慧這叫善學。堅固的執著障礙得定,分別也是障礙得定,能夠把分別執著放下就很容易入定。定中境界現前,好,因為那是現量境界,你親自看到,你親自接觸到,沒有一法不通達明瞭。古人求學重在開悟,今人求學重在廣學多聞,路子走得不一樣。古人有智慧,現在人有常識,有知識,有知識沒智慧,古人有智慧。智慧裡頭有知識,知識裡頭沒有智慧,為什麼?智慧的心是清淨的,知識的心是浮動的、浮躁的,不一樣。智慧能解決問題,沒有後遺症;知識解決問題後遺症一大堆,很可怕。中國古時候做大事業的人,心清淨,智慧決斷,所以這事情做得好、做得恰當。現在沒有,所以這社會亂,什麼事情都做不好。想得很好,結果做出來之後變樣子,這變質;智慧的處理永遠不會變,這是智慧跟知識的差別。所以我們學佛要學智慧,一定要得定慧,因戒得定,因定開慧。戒就是規矩,守規矩,不要亂來,不要標新立異,遵守古人、佛菩薩的老辦法。這個老辦法,十方三世一切諸佛就用這個方法成就的,得定開慧。

文摘恭錄 淨土大經解演義  (第三九四集)  2011/5/4  香港佛陀教育協會  檔名:02-039-0394