Kamis, 22 Agustus 2019

Tiga Prinsip Asvaghosa 13


Tiga Prinsip Asvaghosa 13

Apabila kita memiliki keraguan, meskipun anda rajin membaca sutra, tetap saja tidak bisa memperoleh manfaat, anda takkan merasakan aromanya, anda hanya mampu melihat makna tersurat dan takkan sanggup melihat makna yang tersirat, anda takkan berdaya melihat makna tanpa batas.

Terus terang saja, jika anda membaca sutra dengan hati yang suci, hati yang tulus, maka ketika anda melihat aksara demi aksara di dalam sutra, anda akan menemukan makna tanpa batas.

Kebenaran ini sangat sederhana, tidak sulit dipahami, yakni saling terjalin, kuncinya tetap saja ada pada melepaskan (menyingkirkan) khayalan, perbedaan dan kemelekatan.

Anda melepaskan (menyingkirkan) kemelekatan maka mencapai kondisi batin Arahat; anda melepaskan perbedaan maka mencapai kondisi batin Bodhisattva; anda melepaskan niat pikiran maka mencapai kondisi batin KeBuddhaan.

Dengan kondisi batin KeBuddhaan membaca sutra Buddha, mana ada alasan tidak bisa memahaminya!

Masalahnya sekarang kita tidak sanggup melepaskan khayalan, perbedaan dan kemelekatan, kekotoran batin dan tabiat, meskipun cuma secuil saja! Makanya bagaimana anda bisa  memahami makna sutra?

Walaupun sekarang Buddha dan Bodhisattva hadir di hadapanmu, lalu menjelaskannya padamu, anda juga tak berdaya memahaminya!

Kami memiliki sebuah pengalaman dimana dalam satu kelas ada 30 orang murid. Setelah kami mendengar pelajaran dari seorang guru, ternyata pemahaman tiap murid itu berbeda-beda, 30 orang ada 30 versi, jadi siapa yang paling benar? Siapa yang paling memahami makna apa yang sesungguhnya yang disampaikan oleh guru tadi?

Tentu saja murid yang paling tulus, yang memusatkan perhatian, dia memperoleh pencerahan yang paling banyak dan paling tepat. Sedangkan murid yang berkhayal tidak memperoleh pencerahan apapun, meskipun duduk di sana mendengar penjelasan guru, namun pikirannya berkhayal, masuk telinga kiri keluar telinga kanan.

Maka itu kunci belajar adalah terletak pada dua kata yakni tulus dan hormat. Ketulusan dan rasa hormat harus dipelihara dalam kehidupan keseharian, memperlakukan setiap orang dengan hati yang tulus dan perasaan hormat.

Jadi bukan berarti kita tulus dan menghormati Buddha dan Bodhisattva, tetapi mengabaikan Ayahbunda kita, mana boleh begitu, ini namanya munafik, anda takkan berhasil mempelajari apapun.

Hendaknya sedemikian rupa, saya menghormati Buddha, demikian pula saya juga menghormati semua makhluk, setelah anda berhasil mewujudkan kesetaraan ini, barulah anda bisa menguasai materi pelajaran, barulah anda dapat memahami isi sutra.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 22 Desember 2010


   我們要有懷疑,懷疑,你讀佛經的時候得不到利益,你看不到它的味道,你在這一句經文裡頭,你看一個意思,你看不到無量義。實在講,你用清淨心、真誠心,你看它每個字、每一句無量義。這個道理很簡單,不是不容易懂,道理是什麼?心心相印,那還是講的放下,你要把妄想分別執著放下。剛才講了,你放下執著就是阿羅漢,你是阿羅漢的境界;你放下分別,你是菩薩境界;你放下起心動念,你就是佛的境界。佛的境界看佛的東西,哪有不懂的道理!我們現在妄想分別執著煩惱習氣一點都沒有放下,你怎麼會看得懂?佛菩薩來跟你講你也聽不懂。在實際教學的講堂裡面,我們能體會到,一個老師跟我們上課,三十幾個同學在一起聽課,每一個同學所理解的,大家不一樣,誰能把老師的意思完全理解?最真誠心的那個人,一心專注的那個人,他領悟得最多,他領悟得最正確。心不在焉的人他領悟不到,甚至於聽而不聞,聽課還想別的事情,心不在焉,你問他聽了什麼?他不知道,真的聽而不聞,不一樣。所以學東西就在誠敬兩個字。誠敬要平常養成,對一切人真誠恭敬,對一切事真誠恭敬。不是說我對於古聖先賢恭敬,我對於眼前父母、老師就不恭敬,這不行,那你是假的,你沒有學到。一即一切,一切即一,我對佛恭敬,我對於所有眾生都恭敬,跟對佛一樣的恭敬,你學會了,你才會聽得懂,你才會看得明白。

文摘恭錄 淨土大經解演義  (第二二九集)  2010/12/22