“Tekad Hati Serupa Buddha”
Diantara seluruh
pintu Dharma, yang terunggul tiada duanya, tak lain adalah Pintu Dharma Tanah
Suci, hanya satu-satunya Pintu Dharma Pelafalan Amituofo yang dapat
menyelamatkan para makhluk yang menderita. Pintu Dharma Pelafalan Amituofo
berlandaskan pada “Lima Sutra Aliran Tanah Suci”.
Teori Aliran
Sukhavati, Sebab Akibat, jika tidak dapat dipahami dengan jelas, maka sulit
mengendalikan hati ini. Ada orang yang mempelopori gerakan sesat : “Tidak perlu
melafal Amituofo, juga tidak perlu menaati sila, bervegetarian, yang penting
bertekad saja!”
Ini bisa mencelakai
orang! Mereka hanya mengandalkan sebutir tekad Buddha Amitabha, yakni tekad
ke-18, saat menjelang ajal, tak peduli melafal satu kali atau sampai sepuluh
kali, juga dapat terlahir ke Alam Sukhavati. Memang benar apa yang
dikatakannya. Tetapi apakah saat menjelang ajal, bisa dipastikan pikiran pasien
berada dalam kondisi jernih? Kalau pasien berada dalam kondisi koma atau pikun,
maka hal ini sudah sulit dikatakan.
Maka itu praktisi
pelafal Amituofo hendaknya mematuhi ajaran Master Yin Guang : “Menunaikan
kewajiban sesuai dengan peranan masing-masing, menjauhi kesesatan membangkitkan
ketulusan, yakin pada Hukum Karma, melafal Amituofo dengan setulusnya”, barulah
pada satu masa kehidupan ini dapat terselamatkan.
Hati ini mesti
mempunyai kendali, jangan begitu gampang percaya pada omongan orang lain.
Mengamalkan sila, praktisi pelafal Amituofo mesti menjalankannya, bervegetarian
adalah mengembangkan hati Maitri Karuna.
Buddha Dharma
berlandaskan pada Maitri Karuna, manalah boleh mengabaikan pondasinya?
Mengabaikan landasan Maitri Karuna, apakah masih bisa terlahir ke Alam
Sukhavati? Praktisi jaman dulu mengatakan, sehari melafal seratus ribu kali
nama Buddha, namun pikiran melantur, maka walaupun melafal sampai tenggorokan
pecah juga sia-sia!”
Apabila hati, tekad
dan pengamalan serupa dengan Buddha Amitabha, maka setiap patah lafalannya akan
terjalin dengan Buddha, lafalan demi lafalannya juga akan terjalin dengan
Buddha. Sebaliknya bila hati, tekad dan
pengamalan bertentangan dengan Buddha Amitabha, meskipun sudah melafal seratus
ribu kali, namun juga takkan terjalin dengan Buddha. Lantas bagaimana rupanya
tekad hati dan pengamalan Buddha Amitabha? Ada tercantum di dalam “Sutra Usia
Tanpa Batas”.
Pintu Dharma
lainnya, terlebih dulu harus menguasai teori barulah boleh mengamalkan,
sedangkan Pintu Dharma Tanah Suci memberi kemudahan, boleh mengamalkan terlebih
dulu, sambil mengamalkan sambil belajar teori.
Kalau cuma
mengamalkan tanpa belajar teori, maka ini juga diperbolehkan. Kita lihat para
lansia yang tidak memahami ajaran sutra, sepatah Amituofo dilafal
berkesinambungan, saat menjelang ajal ada yang meninggal dunia dengan posisi berdiri,
ada pula yang duduk bersila.
Sepatah Amituofo
dilafal dengan ketetapan hati, orang semacam ini merupakan insan yang tulus.
Kalau seharian pikirannya penuh dengan khayalan, perbedaan, kemelekatan, orang
semacam ini tidaklah tulus. Orang yang tidak tulus mesti belajar teori dulu.
Setelah memahami teori, metode juga sudah dikuasai, barulah melafal Amituofo
dapat terjalin dengan Buddha Amitabha.
Kalau mendengar
omongan orang lantas hati pun goyah, orang begini manalah tulus? Akhirnya
kesempatan terlahir ke Alam Sukhavati pada satu masa kehidupan ini, terlewatkan
sia-sia, sungguh patut disayangkan!
Petikan Ceramah
Master Chin Kung
Judul : Ksitigarbha
Sutra
輕鬆學佛法《淨土篇》
淨空老法師 開示節錄 :
心願行與佛相同
一切法門裡無比殊勝的是淨宗法門,唯有念佛法門方能度苦難眾生。念佛法門所依靠的是淨土五經。
淨宗的事理、因果,若不能透徹了解,則心無主宰。有人提倡本願念佛:「不必念佛,也不必持戒、吃素,只要發願往生就行了!」這害死人!依照《無量壽經》第十八願,臨命終時一念、十念都能往生。話講得沒錯。臨命終時頭腦是否清醒?若人事不知,佛菩薩來助念也不能往生。
希望念佛的同修要回過頭來,依照印光法師的教誨:「敦倫盡分、閑邪存誠、深信因果、老實念佛」,這一生才能得度。禪定就是心有主宰,不聽信謠言。持戒、念佛決定是正確的,不食眾生肉是慈悲心。佛法是「慈悲為本」,怎能捨棄根本?忘失根本豈能往生?古人說,一天念十萬聲佛號,有口無心,喊破喉嚨也枉然!若心、願、行與阿彌陀佛完全相同,則是「一念相應一念佛,念念相應念念佛」。心、願與佛完全相違背,念十萬聲都不相應。阿彌陀佛的心願、解行在哪裡?在《無量壽經》之中。
其他法門,要先解後行,淨土法門方便,可以先行,一面行一面求解。只有行不解也行,我們看到很多老太婆不懂經教,一句阿彌陀佛念到底,往生的時候站著走、坐著走。一句阿彌陀佛念定了,這種人是老實人。一天到晚妄想、分別、執著,就是不老實。不老實的人一定要求解。理論清楚、方法明白,佛號念得才相應。聽信謠言、邪說則不老實,到最後把自己這一生往生的殊勝因緣錯過了,甚為可惜!
(節錄自《地藏經講記》14-12)