Tiga Prinsip Asvaghosa 07
Master Dhyana Zhong Feng berkata, “Hatiku adalah Buddha Amitabha,
Buddha Amitabha adalah hatiku”, apa alasannya? Hati yang suci, setara dan
tercerahkan adalah Buddha Amitabha.
Ketamakan, kebencian, kedunguan, keangkuhan, kecurigaan adalah enam
alam tumimbal lahir. Jadi terlahir di alam yang mana adalah tergantung pada
sebersit niat pikiranmu, niat pikiran ini ibaratnya adalah channel atau saluran
siaran televisi.
Apabila kita membangkitkan niat pikiran ketamakan, kebencian,
kedunguan, keangkuhan, kecurigaan, maka channel yang kita setel adalah enam
alam tumimbal lahir. Sebaliknya apabila kita membangkitkan niat pikiran suci,
setara dan tercerahkan, maka channel yang kita setel adalah Alam Sukhavati.
Lingkungan berubah menuruti perubahan hati. Jadi lingkungan juga
diciptakan oleh hati dan pikiran, bila hati kita baik maka lingkungan di
sekitar kita akan jadi baik; sebaliknya jika hati kita jahat, maka lingkungan
sekitar pun jadi jelek.
Apabila hati kita suci maka lingkungan kita pun menjadi Tanah Suci
Buddha, beginilah kebenarannya.
Jadi janganlah memiliki hati yang membeda-bedakan, kenapa di dalam
Amitabha Sutra dikatakan bahwa Alam Sukhavati berjarak dari kita sejauh 10
Triliun Negeri Buddha, harusnya jauh sekali bukan?
Ini merupakan upaya kausalya dari Buddha Sakyamuni, makanya
menyampaikannya padamu bahwa Alam Sukhavati berada nun jauh di sana, jaraknya
10 Triliun Alam Buddha. Makanya anda merasa begitu jauh sekali, mengapa bisa
begitu jauh jaraknya dari kita?
Apabila kekotoran batinmu tidak dilenyapkan, maka jaraknya akan
terasa jauh sekali, tetapi setelah anda menghapus kekotoran batinmu, meskipun
cuma untuk waktu sesaat saja, maka takkan ada jarak lagi antara diri kita
dengan Alam Sukhavati!
Maka itu dalam mempelajari sutra yang dibabarkan oleh Buddha
Sakyamuni, tidak boleh melihat makna yang tersurat tapi lihatlah makna yang
tersirat; jika anda memegang erat (mati terpaku) pada aksara, kata, kalimat
yang tercantum di dalam sutra, maka kondisimu ini sungguh memprihatinkan.
Maka itu apa yang diucapkan oleh Buddha Sakyamuni tidak mengandung
makna absolut, juga tidak mengandung makna apapun, apabila anda bersikeras
mengatakan bahwa pasti ada makna tertentu, maka makna tersebut adalah hasil
penafsiran-mu sendiri.
Oleh karena tidak mengandung makna absolut, makanya dia mengandung
makna tanpa batas.
Sekarang anda membaca koran, majalah, makna-nya cuma satu saja,
takkan ada lagi pengertian kedua. Lain halnya dengan sutra Buddha, memiliki
makna tanpa batas.
Lihatlah sejak zaman dulu hingga sekarang, setiap penjelasan sutra
yang ditulis oleh para praktisi senior itu berbeda-beda, bukankah ini yang
disebut makna tanpa batas?
Kutipan
Ceramah Master Chin Kung 28 Oktober 2010
中峰禪師說得好,「我心即是阿彌陀佛,阿彌陀佛即是我心」,為什麼?清淨平等覺就是阿彌陀佛,貪瞋痴慢疑就是六道輪迴,就是那一念,你念頭看怎麼轉,這個念頭就好像頻道一樣。我們搞貪瞋痴慢疑,這個頻道就是六道輪迴;我們這個念頭要是清淨平等覺,這個境界就是極樂世界,境隨心轉。沒有境界,境界是心變現的,心善就變善境界,心不善就變不善境界,心清淨就變佛境界,就這麼回事情。
所以你不要分,極樂世界距離我們這裡十萬億佛國土,那是什麼?釋迦牟尼佛方便說的,跟你講真實的,那就不是這個講法了。方便說也沒說錯,十萬億佛國土非常遙遠,怎麼遙遠,為什麼會那麼遙遠?你煩惱不容易放下就遙遠,你要把煩惱一下放下就很近,哪有距離!所以佛的話,話中有話,你要會體會;你要不會體會,把話都坐實了,那佛就喊冤枉了。這就是佛句句話,字字句句活的,不是死的。所以佛的話沒有意思,佛的經典這些文字也沒有意思,你要說有意思,都是你自己的意思。因為沒有意思,它就無量義,要有意思,不就是一個意思嗎?那哪有無量義?你現在看報紙、雜誌,現在的文章,就是一個意思,不是第二義,佛經無量義。你看自古以來,每一個朝代人註解的都不一樣,那不就無量義嗎?
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第一七八集) 2010/10/28