Kamis, 29 Agustus 2019

Insan yang tidak memiliki kebijaksanaan 11


Insan yang tidak memiliki kebijaksanaan 11

Bagaimana cara menerima ajaran sehingga kita bisa mendapatkan manfaat yang sesungguhnya? Master Yin Guang berkata, dengan hati yang tulus dan hormat, meyakini, memahami dan mengamalkan, barulah anda bisa mendapatkan manfaat yang sesungguhnya. 

Yang paling penting adalah memiliki sebutir hati yang tulus dan hormat, bukan saja terhadap Buddha Dharma, bahkan terhadap Dharma duniawi juga serupa, belajar bidang apapun, kondisi batin bagaimana yang akan dicapai, kuncinya ada pada hati yang tulus dan hormat, tidak ada kaitannya dengan orang lain, seluruhnya terletak pada diri sendiri.

“Dengan membangkitkan satu bagian ketulusan dan rasa hormat memperoleh satu bagian manfaat; dengan membangkitkan sepuluh bagian ketulusan dan rasa hormat memperoleh sepuluh bagian manfaat”.

Secara keseluruhan terletak pada diri sendiri, patut diketahui, tidak ada kaitannya dengan orang lain, materi yang dipelajari dan lingkungan luar.

Terutama adalah sikap curiga dan ragu, lalu sikap yang melontarkan kritikan, inilah yang paling celaka. Sikap curiga dan ragu masih agak lumayan, diri sendiri saja yang tidak memperoleh manfaat, tetapi melontarkan kritikan itu adalah menciptakan karma buruk, akibatnya harus ditanggung diri sendiri.

Jika anda tidak memahami dengan jelas, lalu sembarangan melontarkan kritikan, buah akibatnya kelak adalah kedunguan, tak peduli lahir ke alam manapun tetap saja menderita kedunguan, tidak punya kebijaksanaan.  

Ketahuilah bahwa akibat kedunguan adalah sangat mudah menciptakan karma buruk, oleh karena menciptakan karma buruk maka jatuh ke tiga alam rendah menjalani siksaan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 4 Februari 2011


世智辯聰
(十一)

怎樣接受我們才能得真實的利益?印光大師講得好,真誠恭敬心,信解執持,你真得到了。最重要的是真誠恭敬心,不但對佛法,對世間法亦如是,學習任何一樣東西,你能達到什麼樣的境界,關鍵全在真誠恭敬,與別人不相干,完全在自己。真的,ㄧ分恭敬你就得ㄧ分成就,十分恭敬你就得十分成就,完全決定在自己,要知道,於人、於法、於一切境緣統統不相干,這個道理不能不懂。最忌諱的是懷疑的態度,再要是批評的態度那就更糟糕了,懷疑態度還好,自己不得利益,批評造罪業,果報要自己承當。你要是批評錯了,你將來得的果報是愚痴,無論投生在哪一道都愚痴,沒智慧。可是你要知道,愚痴就非常容易造業,造業就不能不受三途苦報,你說這個麻煩多大。

文摘恭錄 淨土大經解演義  (第二六三集)  2011/2/4


Kamis, 22 Agustus 2019

Tiga Prinsip Asvaghosa 13


Tiga Prinsip Asvaghosa 13

Apabila kita memiliki keraguan, meskipun anda rajin membaca sutra, tetap saja tidak bisa memperoleh manfaat, anda takkan merasakan aromanya, anda hanya mampu melihat makna tersurat dan takkan sanggup melihat makna yang tersirat, anda takkan berdaya melihat makna tanpa batas.

Terus terang saja, jika anda membaca sutra dengan hati yang suci, hati yang tulus, maka ketika anda melihat aksara demi aksara di dalam sutra, anda akan menemukan makna tanpa batas.

Kebenaran ini sangat sederhana, tidak sulit dipahami, yakni saling terjalin, kuncinya tetap saja ada pada melepaskan (menyingkirkan) khayalan, perbedaan dan kemelekatan.

Anda melepaskan (menyingkirkan) kemelekatan maka mencapai kondisi batin Arahat; anda melepaskan perbedaan maka mencapai kondisi batin Bodhisattva; anda melepaskan niat pikiran maka mencapai kondisi batin KeBuddhaan.

Dengan kondisi batin KeBuddhaan membaca sutra Buddha, mana ada alasan tidak bisa memahaminya!

Masalahnya sekarang kita tidak sanggup melepaskan khayalan, perbedaan dan kemelekatan, kekotoran batin dan tabiat, meskipun cuma secuil saja! Makanya bagaimana anda bisa  memahami makna sutra?

Walaupun sekarang Buddha dan Bodhisattva hadir di hadapanmu, lalu menjelaskannya padamu, anda juga tak berdaya memahaminya!

Kami memiliki sebuah pengalaman dimana dalam satu kelas ada 30 orang murid. Setelah kami mendengar pelajaran dari seorang guru, ternyata pemahaman tiap murid itu berbeda-beda, 30 orang ada 30 versi, jadi siapa yang paling benar? Siapa yang paling memahami makna apa yang sesungguhnya yang disampaikan oleh guru tadi?

Tentu saja murid yang paling tulus, yang memusatkan perhatian, dia memperoleh pencerahan yang paling banyak dan paling tepat. Sedangkan murid yang berkhayal tidak memperoleh pencerahan apapun, meskipun duduk di sana mendengar penjelasan guru, namun pikirannya berkhayal, masuk telinga kiri keluar telinga kanan.

Maka itu kunci belajar adalah terletak pada dua kata yakni tulus dan hormat. Ketulusan dan rasa hormat harus dipelihara dalam kehidupan keseharian, memperlakukan setiap orang dengan hati yang tulus dan perasaan hormat.

Jadi bukan berarti kita tulus dan menghormati Buddha dan Bodhisattva, tetapi mengabaikan Ayahbunda kita, mana boleh begitu, ini namanya munafik, anda takkan berhasil mempelajari apapun.

Hendaknya sedemikian rupa, saya menghormati Buddha, demikian pula saya juga menghormati semua makhluk, setelah anda berhasil mewujudkan kesetaraan ini, barulah anda bisa menguasai materi pelajaran, barulah anda dapat memahami isi sutra.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 22 Desember 2010


   我們要有懷疑,懷疑,你讀佛經的時候得不到利益,你看不到它的味道,你在這一句經文裡頭,你看一個意思,你看不到無量義。實在講,你用清淨心、真誠心,你看它每個字、每一句無量義。這個道理很簡單,不是不容易懂,道理是什麼?心心相印,那還是講的放下,你要把妄想分別執著放下。剛才講了,你放下執著就是阿羅漢,你是阿羅漢的境界;你放下分別,你是菩薩境界;你放下起心動念,你就是佛的境界。佛的境界看佛的東西,哪有不懂的道理!我們現在妄想分別執著煩惱習氣一點都沒有放下,你怎麼會看得懂?佛菩薩來跟你講你也聽不懂。在實際教學的講堂裡面,我們能體會到,一個老師跟我們上課,三十幾個同學在一起聽課,每一個同學所理解的,大家不一樣,誰能把老師的意思完全理解?最真誠心的那個人,一心專注的那個人,他領悟得最多,他領悟得最正確。心不在焉的人他領悟不到,甚至於聽而不聞,聽課還想別的事情,心不在焉,你問他聽了什麼?他不知道,真的聽而不聞,不一樣。所以學東西就在誠敬兩個字。誠敬要平常養成,對一切人真誠恭敬,對一切事真誠恭敬。不是說我對於古聖先賢恭敬,我對於眼前父母、老師就不恭敬,這不行,那你是假的,你沒有學到。一即一切,一切即一,我對佛恭敬,我對於所有眾生都恭敬,跟對佛一樣的恭敬,你學會了,你才會聽得懂,你才會看得明白。

文摘恭錄 淨土大經解演義  (第二二九集)  2010/12/22



Tiga Prinsip Asvaghosa 12


Tiga Prinsip Asvaghosa 12

Terhadap keakuratan terjemahan sutra, tempo dulu saya pernah meragukannya. Terlebih-lebih ketika masih duduk di bangku sekolah, saya memandang Ajaran Buddha sebagai kepercayaan takhayul.

Sampai suatu hari saya bersua dengan Profesor Fang Dong-mei, beliau mengajarkan Ilmu Filsafat padaku, dimana bagian terakhirnya berjudul “Filosofi Buddhis”.

Saya jadi keheranan, kok kepercayaan takhayul dimasukkan ke dalam Ilmu Filsafat?

Guru Fang menjelaskan padaku : “Anda masih muda, anda tidak mengetahui bahwa Buddha Sakyamuni merupakan Filsuf yang paling mulia di dunia ini, Filosofi sutra Buddha merupakan filosofi tertinggi di dunia, belajar Ajaran Buddha merupakan kenikmatan hidup tertinggi”.

Alhasil saya menyadari salah pahamku selama ini terhadap Ajaran Buddha.

Dalam proses belajar, suatu kali saya mengemukakan tentang masalah terjemahan, apakah seorang penerjemah dapat menerjemahkan rasa orisinal dari naskah asli?

Tentu saja tidak bisa, 10 orang yang menerjemahkan selembar naskah asli yang sama, bisa keluar 10 versi yang berbeda, tidak ada seorang pun yang bisa menerjemahkan keluar rasa orisinalnya.

Saya bilang ke Guru Fang, demikian pula dengan hasil terjemahan sutra Buddha, apakah mereka dapat menerjemahkan rasa orisinalnya?

Bersamaan itu pula kecurigaanku semakin menggila, zaman dulu, setelah sutra asli yang berbahasa Sanskrit selesai diterjemahkan ke dalam Bahasa Mandarin, lantas naskah asli tersebut dikemanakan? Bahkan sekarang satu judul pun tidak dapat ditemukan lagi.

Guru Fang memberitahukan padaku :
1.    Insan yang menerjemahkan sutra bukanlah orang biasa, namun mereka telah mencapai pencerahan, yang telah mencapai tingkatan kesucian, dimana pengetahuan dan pandangannya hampir serupa dengan pengetahuan dan pandangan Buddha dan Bodhisattva.

Sedangkan orang zaman sekarang dalam menerjemahkan, anda tidak mampu menyelami suasana hati penulis aslinya, kondisi batin pun berbeda, makanya anda tidak mampu menerjemahkan-nya keluar, anda hanya mampu menerjemahkan tulisannya, namun anda takkan berdaya menerjemahkan semangatnya.

Hal ini sungguh beralasan, para penerjemah sutra tersebut, banyak yang merupakan jelmaan Buddha dan Bodhisattva, orang Tionghoa sungguh berberkah.

2.    Guru Fang bilang, mentalitas orang Tiongkok zaman dulu sungguh berbeda dengan orang masa kini. Orang Tiongkok zaman dulu merupakan orang yang paling percaya diri di seluruh dunia.

Mereka begitu percaya diri sampai-sampai naskah asli tidak dibutuhkan lagi. Setelah sutra asli yang berbahasa Sanskrit selesai diterjemahkan ke dalam Bahasa Mandarin, bukan saja dapat mempertahankan makna aslinya, bahkan keindahan bahasanya melampaui naskah aslinya; dengan perkataan lain, pakai sutra Bahasa Mandarin sudah boleh, naskah aslinya tidak dibutuhkan lagi. Sungguh tinggi semangatnya!

Manalah seperti orang Tionghoa zaman now, tidak punya kepercayaan diri sama sekali. Ucapan Guru Fang sungguh beralasan.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 22 Desember 2010


我對於經典翻譯,早年有懷疑。老師那時候把佛教介紹給我,因為我們年輕,在學校讀書,受老師的教導,認為宗教都是迷信。特別是佛教,把佛教看作多神教,多神教在宗教裡屬於低級宗教,所以從來沒有意願去接觸它。我跟老師學哲學,他給我講了一部《哲學概論》,末後一個單元是「佛經哲學」。我就很訝異,佛是宗教,是迷信,怎麼會有哲學?老師告訴我:你年輕,你不知道,釋迦牟尼是世界上最偉大的哲學家,佛經哲學是全世界哲學的最高峰,學佛是人生最高的享受。這才把我對以前那種誤會、錯誤糾正過來。在學習過程當中,有一次我提到翻譯的問題,我舉了一個例子,古文翻譯成白話文,能不能把原味翻出來?翻不出來,十個人翻十個樣子,沒有一個人能把原味翻出來。我說那佛經肯定也是這個例子,中文翻譯這個能保持原始原味嗎?同時我又覺得一個非常奇怪的事情,當年梵文經典傳到中國那麼多,那麼大的分量,為什麼翻譯成中文之外,梵文原文東西就沒有了,在中國失傳了,一部也找不到,這什麼原因?

老師告訴我,第一個問題告訴我,中國人有福報,祖宗有德,這是在全世界找不到第二家的。我們相信,中國有五千年的歷史,從歷史記載裡頭,這中國老祖宗那個德行跟佛菩薩沒有兩樣。你看他講的五倫五常、四維八德,還得了!萬古常新,永恆不變。所以第一個問題是祖宗有德,翻經的人不是普通人,都是開悟的人,都是證果的人,他們的知見跟佛菩薩的知見幾乎非常相應、非常接近。現在人翻,你翻人家一篇古文,你跟他的心情不一樣,跟他的境界不一樣,所以你翻不出來,你只是翻些文字,你翻不出他的精神。這說得有道理。甚至於說,翻經的這些法師裡頭,有很多是佛菩薩再來的,這是中國人特別有福報。第二個問題答覆就更妙了,老師對著我笑,他說從前的中國人跟現在不一樣,以前的中國人,那是全世界最自豪的。自豪到什麼程度?梵文翻成華文,不但原來的意思一點沒錯,而且我們的文章比梵文還要華美;換句話說,用華文就可以了,不必再用梵文。這種氣概!哪裡像現在的中國人,一點信心都沒有了。我想想老師的話有道理。

文摘恭錄 淨土大經解演義  (第二二九集)  2010/12/22


Rabu, 14 Agustus 2019

Empat Sila Berat 04


Empat Sila Berat 04
Tidak melanggar hukum negara

Hukum negara mesti ditaati. Umpamanya pada era kekaisaran Tiongkok, terdapat peristiwa tragis yang menimpa Ajaran Buddha yang disebut sebagai “Tiga Wu Memusnahkan Ajaran Buddha”, dalam perjalanan sejarah Tiongkok terdapat tiga kejadian persekusi pada Ajaran Buddha yakni :

1.    Tahun 446-452 (mangkat), selama enam tahun persekusi dilakukan oleh Kaisar Taiwu dari Dinasti Wei Utara
2.    Tahun 574 -578 (mangkat), selama lima tahun persekusi dilakukan oleh Kaisar Wudi dari Dinasti Zhou Utara
3.    Tahun 842-846 (mangkat), selama lima tahun persekusi dilakukan oleh Kaisar Wuzong dari Dinasti Tang

Mengapa disebut “Tiga Wu”? Walaupun tiga orang kaisar tersebut berasal dari era dan dinasti yang berbeda, namun secara kebetulan nama mereka mengandung aksara Wu (), makanya disebut sebagai Tiga Wu.

Ketiga kaisar tersebut salah paham pada Ajaran Buddha, oleh karena mendengar hasutan orang sehingga melakukan persekusi terhadap Ajaran Buddha.

Waktu itu para siswa Buddha (baik umat berkeluarga maupun anggota Sangha) tidak melakukan perlawanan. Anda melakukan persekusi, kami akan mematuhinya, takkan menentang perintah kaisar, takkan melawan hukum negara.

Hukum kekaisaran ingin memusnahkan Ajaran Buddha, apakah mereka berhasil melakukannya? Mustahil! Ketika kaisar lama mangkat, digantikan oleh penerusnya, kaisar baru akan berpikir, ternyata para siswa Buddha begitu taat hukum, hendaknya dihormati barulah betul. Kaisar baru pun segera menghentikan persekusi.

Apabila saat terjadinya peristiwa persekusi, lantas umat Buddha melakukan perlawanan, maka sejarah akan mencatatnya, sehingga setiap generasi demi generasi kaisar memiliki penilaian buruk pada Ajaran Buddha. Kaisar-kaisar itu akan berpikir, para pengikut Buddha bukanlah orang baik, memang pantas di-persekusi, mengapa demikian? Karena mereka tidak taat hukum.

Lihatlah umat Buddha yang tidak melakukan perlawanan, apa yang telah mereka lakukan? Mereka telah berhasil mempertahankan keberlangsungan penyebaran Buddha Dharma. Andaikata waktu itu mereka melakukan perlawanan, maka mereka telah memusnahkan Buddha Dharma.

Walaupun hukum kekaisaran tidak memihak padaku, saya juga akan menaatinya, sejarah akan merekam jejak harum-mu, mengetahui bahwa anda telah difitnah, membuktikan bahwa dirimu adalah orang baik, pimpinan negara yang berikutnya akan mengembalikan nama baikmu.

Maka itu kemusnahan Buddha Dharma bukanlah disebabkan oleh faktor dari luar, juga bukan karena hukum negara yang melakukan persekusi padanya, bukan, tetapi faktor yang menghancurkan Buddha Dharma adalah dirinya sendiri. Bagaimana caranya?

Anda TIDAK mengamalkan sesuai dengan ajaran yang tercantum di dalam sutra, sutra mengajarkan padaku supaya tidak melanggar hukum negara.

Sejarah mencatat pernah ada anggota Sangha senior yang dipenjara karena difitnah, contohnya Master Han-shan, dikurung untuk kurun waktu yang cukup lama, namun beliau tidak pernah mengeluh, bagaimana perlakuan hukum negara pada diriku, saya tetap akan menerimanya.

Selama dikurung di dalam penjara, Master Hanshan memberi ceramah Dharma, sehingga berhasil menyelamatkan seluruh tahanan. Inilah siswa Buddha sejati, jelmaan Buddha dan Bodhisattva!

Beliau berhasil menggugah para tahanan untuk menyesali kesalahannya dan kembali ke jalan yang benar. Bodhisattva meskipun berada dalam penjara, juga tetap bersemangat menyebarluaskan Dharma memberi manfaat bagi semua makhluk, takkan mengeluh dan berputus asa, apa yang menjadi motivasinya?

Beliau menganggap para tahanan yang dikurung dalam penjara butuh penyelamatan, makanya beliau segera meresponnya, dengan menjelma ke dalam status sebagai napi sehingga dapat diterima oleh para tahanan lainnya.  Mereka lebih mudah menerimanya karena merasa senasib dan setara, sehingga Master Hanshan menuju ke tempat tersebut guna mengamalkan Jalan Bodhisattva. Hal ini mesti dipahami.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 21 Februari 2005


四重戒
不犯國制

第二是「不犯國制」。國制是國家的法律,一定要守法。我舉一個例子,譬如說佛教,中國歷史上有「三武滅佛」,皇帝對佛法產生誤會,聽了別人的建議把佛教消滅。佛教徒(這些在家出家)有沒有抗議?沒有,從來沒有過!你毀滅,我們也遵守,不違背國主的命令,不違背國家的法律。國家法律要滅這個法,能不能滅得掉?滅不掉,為什麼?換了一個皇帝之後,他就想想佛教徒這樣守法,非常可愛,非常值得尊敬,他就提倡了。如果這個國家下個命令來禁止佛法,你處處來抗爭,代代帝王都知道這樁事情,這個佛教徒不是好人,應當要把它消滅,為什麼?不守法。你看看那個守法的人,那就是什麼?那就是拯救佛法。如果起來抗爭的人,那真正叫消滅佛法。對我不利、對我有害的這些法律,我都接受、我都遵守,歷史會給你表揚,知道你是冤枉,知道你是好人,後面的領導人會提倡。

所以佛法滅不是滅在外面的力量,也不是滅在國家來滅法,不是,滅在佛教徒的本身。怎麼的?你沒有遵照這個經典教訓去做,經典教訓我不犯國制。我們歷代出家高僧也有被人家誣陷坐牢的,像憨山大師就是的,坐了不少年的牢,沒有一絲毫怨言,國家怎麼判我都接受。在監牢獄裡面講經說法,把監牢獄裡面的受刑人統統都度了,這是真正的佛教徒、佛菩薩!讓這些做錯事情的、被判刑的人都知道懺悔,都知道改過自新。菩薩坐在監牢裡頭一樣弘法利生,一樣在教化眾生,菩薩沒有一點怨言,沒有一點後悔,認為什麼?大概是監牢獄裡頭有一些人需要我去度他。我要用什麼身分?那也要是一個囚犯的身分才行,跟他們是相同,他們容易接受,到那個地方去行菩薩道去。這是我們不能不知道的。

不作國賊、不謗國主、不漏國稅、不犯國制  (共一集)  2005/2/21  澳洲淨宗學院(節錄自華嚴經12-017-1361a集)  檔名:29-068-0001