Sabtu, 27 Juli 2019

Tiga Prinsip Asvaghosa 05


Tiga Prinsip Asvaghosa 05

Ajaran para Buddha dan Bodhisattva wajib kita pelajari. Ketika masih menjadi praktisi pemula, saya masih kurang percaya diri, makanya setiap kali mendengar ceramah, saya akan membuat catatan.

Tetapi Guru Li (Upasaka Li Bing-nan) malah melarang saya membuat catatan. Beliau berkata, saat mendengar ceramah, mesti mengerahkan segenap perhatian, mendengarkan dengan pikiran terfokus, apakah bisa dimengerti atau tidak, biarkan saja berlalu, jangan dipikirkan, jangan dirisaukan, jangan sampai perhatian kita lari dari ceramah, memusatkan perhatian adalah samadhi, dengan samadhi barulah kebijaksanaan dapat terbuka.

“Sutra Usia Tanpa Batas” menyebutkan, “Bhagava dapat mengumandangkan Dharma menakjubkan dengan satu jenis suara. Setiap jenis makhluk yang mendengarkan seperti Buddha sedang membabarkan Dharma dalam bahasa yang dimengerti masing-masing individu, bahkan juga dapat mengerti dan memahami kebenaran yang dibabarkan oleh Buddha”.

Jadi pemahaman setiap orang itu tidaklah sama. Andaikata dia tidak memiliki khayalan, perbedaan dan kemelekatan, maka begitu mendengar satu kalimat saja langsung mencapai pencerahan besar, menemukan kembali jiwa sejatinya, kasus begini ada di dalam aliran Zen.

Praktisi yang melatih metode Dhyana atau Zen, secara kebetulan mendengar orang menyanyi, mendadak mencapai pencerahan seketika; ketika mendengar suara rintikan hujan di atas daun pisang, dia mencapai pencerahan. Entah dalam jodoh yang bagaimana, kapan jodoh tersebut datang, oleh karena hatinya senantiasa suci, barulah dia memiliki kemampuan begini.

Kadang kala usai mendengar ceramah Guru Li, saya memiliki secuil pencerahan, lalu menyampaikannya kepada Guru Li. Guru Li berkata : “Memangnya saya pernah bilang begitu ya? Guru sendiri sudah melupakannya.

Sejak dulu hingga sekarang, fenomena begini bukan tidak ada, daripada pintar berteori lebih baik banyak mendengar. Orang yang berceramah tidak mencapai pencerahan, namun orang yang mendengar malah mencapai pencerahan!

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 16 Oktober 2010


佛菩薩的教誨、祖師大德的教誨、老師的教誨,與經教都相應,那能不信嗎?能不學嗎?最初學習的時候,自己沒有把握,這個經教要不熟記怎麼行?我是一開頭老師就不准我記筆記。告訴我的方法,聽經的時候,聽老師講經的時候,一心專注,聽懂好,聽不懂也好,不要去想它,不打妄想,一心專注是定,定生慧。要聽什麼?要聽老師弦外之音,這不容易!老師有沒有弦外之音?其實你看前面我們念的,「世尊能演一音聲,有情各各隨類解」,那不是弦外之音嗎?各人理解的都不一樣,那是弦外之音。給諸位說,每個人一說話都有弦外之音,你自己不知道,一般人也聽不懂,為什麼?他有妄想分別執著。如果他要是沒有分別妄想執著,往往聽一句話他大徹大悟,他明心見性,禪宗裡頭有。參禪的人,偶然聽到人唱歌,他開悟了;下雨的時候聽到雨打芭蕉,在芭蕉葉上打的時候他聽到,開悟了。不定什麼緣分,他心清淨的,清淨心才有這種能力,心不清淨不行。老師講經,有時候,真的,很少就是,偶爾有那麼一次,聽到一點,有一點悟處,向老師報告。老師:我有說出這個嗎?老師自己不曉得。自古以來這種情形有,不是沒有,會說不如會聽,會說的人沒開悟,聽的人開悟!

文摘恭錄 淨土大經解演義  (第一六八集)  2010/10/16