Rabu, 14 Agustus 2019

Empat Sila Berat 02


Empat Sila Berat 02
Tidak menfitnah pimpinan negara


Butir kedua adalah “Tidak menfitnah pimpinan negara”. Meskipun pimpinan organisasi melakukan kesalahan, juga tidak boleh difitnah. Apa alasannya?

Apabila anggota organisasi tersebut kian banyak jumlahnya maka pengaruh si pemimpin kian besar. Apabila anda menfitnahnya, menyebarluaskan kesalahannya, akibatnya para anggota akan kehilangan kepercayaan pada diri pimpinannya, sehingga organisasi itu bisa saja bubar. Maka itu mengapa dosa akibat menfitnah seorang pimpinan itu lebih berat.

Serupa dengan di vihara, apabila anda menfitnah kepala viharanya, menfitnah Dharma Master atau penceramah, menfitnah para pengurusnya, sehingga umat jadi kehilangan keyakinan hatinya, akibatnya mereka jadi malas belajar Ajaran Buddha, jalinan jodoh belajar Ajaran Buddha jadi terputus.

Demikian pula dengan Dharma Master (penceramah), bila anda menfitnah dirinya, sehingga umat jadi kehilangan kepercayaan padanya, tidak sudi lagi mendengar ceramahnya, akibatnya jalinan jodoh untuk mendengar Dharma jadi terputus.

Dosa ini, di dalam Jie Jing (Sutra Sila) disebutkan dengan sangat jelas, tindakan ini adalah memutuskan Jiwa Kebijaksanaan para makhluk, dosa ini lebih parah daripada membunuh jiwa raga para makhluk.

Bila anda membunuh jiwa raganya, dia masih memiliki berkah yang belum habis dinikmati, oleh karena berkahnya belum habis dinikmati, makanya 49 hari kemudian, dia akan bertumimbal lahir lagi jadi manusia.

Tetapi bila anda memutuskan kesempatannya untuk mendengar ceramah Dharma, memutuskan jiwa kebijaksanaannya, padahal merupakan kesempatan yang sulit diperoleh untuk berkesempatan mendengar Buddha Dharma.

Walaupun dia berkesempatan terlahir jadi manusia, tetapi belum tentu dia memiliki kesempatan untuk mendengar Buddha Dharma. Anda harus terpikir akan poin yang satu ini.

Berapa jumlah populasi manusia di dunia ini? Ada berapa orang yang belajar Ajaran Buddha? Persentasenya terlampau sedikit. Kota kecil yang kita huni sekarang ini, penduduknya berjumlah 80 ribu orang, dari jumlah ini, yang berkesempatan mendengar Buddha Dharma cuma 200 orang saja.

Maka itu betapa sulitnya mengembangkan jiwa kebijaksanaan Dharmakaya, “Meskipun melewati ratusan, ribuan bahkan puluhan ribu kalpa juga sulit memiliki kesempatan bersua dengan Buddha Dharma”, bagaimana anda bisa tega memutuskan kesempatan orang lain mendengar ceramah Dharma?

Demi kesenangan sesaat, anda menciptakan karma buruk yang sedemikian beratnya, memutuskan jiwa kebijaksanaan Dharmakaya orang lain, akibatnya jatuh ke Neraka Avici.

Setelah masa hukuman usai, anda keluar dari Neraka, setiap kehidupan demi kehidupan terlahir menjadi orang dungu, diliputi ketidaktahuan, betapa memprihatinkan.

Mengapa dia bisa menciptakan karma buruk yang begitu berat? Ini serupa dengan tempo dulu, Upasaka Li Bing-nan sering mengatakannya dengan nada pilu :  “Kebingungan sampai tidak tahu sebab musabab-nya!”.

Anda menfitnah Dharma Master (penceramah) ini, seberapa besar dampak buruk yang dialami oleh si penceramah? Si penceramah tidak menderita kerugian apapun. Yang mengalami kerugian adalah para pendengar ceramah, sedangkan si penceramah malah punya lebih banyak waktu melafal Amituofo dan terlahir ke Alam Sukhavati.

Maka itu tidak boleh menfitnah pimpinan negara. Bila anda menfitnah pimpinan negara, rakyat akan kehilangan kepercayaan pada pemimpinnya, sehingga masyarakat akan bergolak, betapa beratnya dosa ini!

Setelah anda memahaminya, berapapun besarnya kesalahan yang dilakukan oleh pimpinan, kita takkan mengatakannya keluar, orang lain bertanya padaku, saya bilang tidak tahu, pasti takkan menfitnahnya.

Demikian pula terhadap kepala keluarga, pimpinan perusahaan, harus tahu menghormatinya. Tahu menghormati orang lain adalah jasa kebajikan besar, sebaliknya menfitnah orang lain adalah dosa besar.

Konfusius mengajarkan pada kita bahwa di dalam hati membangkitkan ketulusan, diwujudkan keluar dalam sikap menghormati. Hendaknya “Belajar menjadi guru manusia, bertindak menjadi teladan dunia”.

Sebagai siswa Buddha, tak peduli berada di mana saja, kapan saja, mesti memberikan teladan terbaik bagi orang banyak.

Di lingkungan yang pernah kami tempati, tempat yang pernah kami singgah dan disambut oleh umat setempat, menerima budi kebajikan dari mereka, praktisi senior zaman dulu mengajarkan pada kita, “Menerima setetes budi orang lain, senantiasa merenungkan sumber air sebagai balas budinya”.

Di kemudian hari mungkin karena sebuah alasan, sehingga kita terpaksa harus angkat kaki, setelah kita meninggalkan tempat tersebut, apakah kita boleh menfitnahnya? Tidak boleh.

Dia pernah berbudi padamu, jika anda membalasnya dengan fitnahan, ini namanya lupa budi dan menjadi orang yang tidak berbudi. Manusia adalah makhluk yang berakal budi, bila anda lupa budi, apakah anda masih merupakan manusia?

Anda tinggal di tempat ini, setelah angkat kaki lalu anda menfitnah tempat tersebut, kelak mana ada orang lain yang berani menerima dirimu. Apa alasannya? Memahami tabiat jelekmu, bila saya menerima dirimu tinggal di sini, kelak ketika anda angkat kaki dari sini, pasti akan menfitnah diriku. Ini merupakan hal yang lumrah.

Contohnya si A pernah berbudi padamu, suatu hari mendadak karena alasan tertentu sehingga kalian berselisih paham, setelah berpisah, anda mulai menfitnah si A, apakah orang lain masih berani berteman denganmu?

Apabila anda memperoleh sambutan hangat dari khalayak ramai, dukungan dari orang banyak, maka anda harus tahu ingat budi balas budi. Dia boleh menfitnah diriku, tetapi saya tidak boleh menfitnah dirinya, setiap manusia memiliki kelebihan masing-masing, saya akan memuji kelebihannya; sedangkan kekurangannya, saya takkan taruh di hati.

Salah pahamnya pada diriku, saya juga akan menyapunya bersih-bersih dari benakku, saya hanya mengingat budi kebajikannya padaku, saya takkan melupakannya, senantiasa membangkitkan hati penuh berterimakasih, setiap saat melontarkan pujian.

Apabila anda sanggup melakukannya sedemikian rupa, semua orang akan menyukaimu. Kita tidak perlu membahas buah akibat yang akan diperoleh kelak, namun buah akibat yang diperoleh saat sekarang ini, anda mendapat sambutan hangat dari orang banyak, tidak ada orang yang tidak memujimu, tidak ada orang yang tidak menyukaimu, tidak ada orang yang tidak sudi menerimamu, alangkah besarnya manfaat yang diperoleh.

Jika anda hobinya menfitnah orang lain, maka seluruh jasa kebajikan dan manfaat ini takkan bisa diperoleh. Sebaliknya orang lain akan mewaspadai dirimu, setiap orang takkan menghormatimu, takkan berani mendekati dan berinteraksi denganmu.

Inilah yang dikatakan orang sebagai jodoh, “Jodoh orang itu sangat bagus”, “Jodoh orang itu sungguh jelek”. Jodoh seseorang itu bagus atau jelek, di mana alasannya? Apakah anda tahu bagaimana menjadi orang atau bagaimana harus bersikap. Kalau tidak tahu, ini dikarenakan tidak ada yang mengajarimu.

Tiap hari anda membaca sutra, anda memahami perkataan Buddha, tetapi mesti diterapkan dalam kehidupan keseharian, menerima dan mengamalkan sesuai dengan ajaran yang tercantum di dalam sutra.

Di dalam enam alam tumimbal lahir, usahakan mengurangi beban derita, barulah memahami Maitri Karuna Buddha terhadap semua makhluk adalah sedemikian mendalamnya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 21 Februari 2005


四重戒
不謗國主

第二「不謗國主」。團體的領導人他縱然有過,不能毀謗。為什麼?這個團體的領導人,團體人數愈多影響愈大。你要是毀謗他,說他的過失,這個團體裡面的分子對他信心動搖、信心喪失,這團體就瓦解了。所以這種毀謗領導人的罪過比毀謗一般人的罪過重,為什麼?你瓦解了這個團體。像我們寺院庵堂,你要是毀謗這裡面住持,毀謗講經的法師,毀謗裡面的執事,讓信徒對他們喪失信心,信徒喪失信心,學佛的因緣就斷掉了;講經說法的法師你要毀謗他,那他對他講經不相信,不再聽了,聞法的機緣斷掉了。這個罪過佛在《戒經》裡講得很清楚,這是斷一切眾生的法身慧命,斷慧命比斷身命的罪重。你把他殺掉、害死了,這個罪輕,為什麼?他死是冤枉死的,他不是造罪業死的,他被人害死的,這種人他還有餘福,他應當享的福並沒享完,他有餘福怎麼樣?我們俗話講四十九天他又來投胎,他又到人間來了,二十年之後又是一條好漢,所以害身命罪不大。

可是斷人法身慧命這個罪重,這個機會不容易遇到,縱然他又得到人身,得到人身有沒有機會聞到佛法?你要想到這一點。我們這個世間人有多少?就是我們現在這小城的人有多少?這個城市裡頭有多少人聞到佛法?太少太少。我們現在住的這個小城八萬人,八萬人當中有沒有八百人聞佛法?沒有,我看我們這個小城真正能夠聞佛法的大概只有兩百人的樣子。所以這法身慧命多麼難,「百千萬劫難遭遇」,你怎麼忍心把人家聞法的機會斷掉?你逞一時意氣之快,你造這麼重的罪業,斷人法身慧命,果報都在阿鼻地獄。地獄出來之後,生生世世愚痴、蒙昧無知,你說你多可憐。為什麼造這種罪業?這正是從前李老師常常傷感的說:糊塗到所以然!你毀謗這個法師,這法師受多大的傷害?法師沒受傷害。受傷害是聽眾,沒有害到法師,法師好好念佛一樣往生。

所以決定不能毀謗國主。一個國家領導人不可以毀謗。毀謗,你叫人民對他喪失信心,這個社會國家馬上產生動亂,這個罪多重!你要是真正明白了,真正參透了,這個領導人造再嚴重的過失,我也一句話不說,別人要問我,問我我不知道,絕不毀謗。對一個家庭,對一個公司行號老闆,公司裡面的高級領導人都要尊重。尊重有大功德,毀謗有大罪過。儒佛都教導我們「主敬存誠」,內心真誠,外面恭敬;「學為人師,行為世範」。佛弟子在任何地區、任何時刻都要給大眾做最好的榜樣,這兩條重戒要守。

我們曾經住過的地方,接受別人接待的地方,這受人家有恩德,古大德教導我們「受人滴水之恩,常思湧泉為報」。後來或者有別的因緣我們那裡不能住離開了,離開了可不可以毀謗他?不可以。他有恩於你,你要是毀謗,忘恩負義,你成什麼人?你住這個地方,離開之後毀謗這個地方;住那個地方,離開之後又毀謗那個地方,以後沒有人敢收留你。為什麼?曉得你這個人之為人,你到我這裡來住,將來你離開我這要毀謗我。這是很平常的一個道理。某人過去對你很厚道,雖然或者是有其他的誤會產生了矛盾,你們離開了。離開了你要毀謗他,別人敢不敢交你這個朋友?從前他們那麼好,你看現在他毀謗他,誰敢跟你做朋友?想想這個道理。

你要真正得到大眾的愛戴,大眾的歡迎,大眾的擁護,你就要懂得知恩報恩。他可以毀謗我,我不可以毀謗他,我對他要讚歎,他有長處;他的缺點,我們絕不放在心上。他對我的誤會,我們心裡頭一掃乾淨,我們只記住他對我的恩德,他對我的好處;我念念不忘,念念感恩,念念讚歎。你要這樣做人,你在這個世間無往而不利,誰都歡迎你。我們不講將來的果報,這佛經上說的來世果報你沒看到,現前的果報,你就能夠得到大眾的歡迎,大眾的愛戴,沒有一個人不讚歎你,沒有一個人不歡喜你,沒有一個人不願意接納你,你說這個利益多大。你要是毀謗別人,你這些功德利益全都沒有、都落空了。你帶來的是人人對你防範,人人對你不尊重,不敢接觸你。

所以我們世人一般講緣分,「某人的人緣好」,「某人的人緣不好」。人緣好不好,因是什麼?你自己會不會做人。我不會,是不會,為什麼?沒人教你。你現在天天讀誦佛經,佛在這裡教你,佛講的話,你要懂得他的意思,你要能夠依教奉行。在六道裡頭盡量減少造罪業就是減少苦報,從這裡我們能體會到佛陀的慈悲,慈悲到極處!這是《梵網經》上兩句話。

不作國賊、不謗國主、不漏國稅、不犯國制  (共一集)  2005/2/21  澳洲淨宗學院(節錄自華嚴經12-017-1361a集)  檔名:29-068-0001