Jumat, 15 November 2019

Insan yang tidak memiliki kebijaksanaan 18


Insan yang tidak memiliki kebijaksanaan 18

“Ajaran yang dibabarkan oleh para Buddha merupakan pengetahuan dan pandangan KeBuddhaan, maka itu hanyalah sesama Buddha yang dapat memahaminya secara sempurna”. Kita telah pernah membahasnya sebelumnya.

Ucapan Buddha adalah mengalir keluar dari jiwa sejati (Jiwa KeBuddhaan), nyata dan tidak semu. Maka itu dalam belajar Ajaran Buddha, mana boleh tidak menggunakan ketulusan hati? Jika tidak menggunakan ketulusan hati, bagaimana dapat memahami makna sesungguhnya dari sutra yang dibabarkan Buddha?

Hari ini untuk memberi ceramah Dharma adalah tugas yang sulit, merupakan kesulitan terbesar dalam membantu para makhluk, para makhluk tidak memiliki ketulusan hati, bagaimanapun anda jelaskan padanya, dia juga tidak sanggup memahaminya, dia malah bisa salah tafsir, jadi melenceng maknanya, malah mengajakmu buat berdebat, mengkritik dirimu, menfitnah dirimu, karma buruk yang dia ciptakan ini sungguh berat adanya.

Buddha dan Bodhisattva memiliki kebijaksanaan, memiliki hati Maitri Karuna, takkan sudi membiarkan para makhluk salah penafsiran terhadap Ajaran Buddha, sehingga menciptakan karma buruk.

Menfitnah Tri Ratna, akibatnya adalah jatuh ke Neraka Avici, Buddha dan Bodhisattva takkan tega melakukan hal sedemikian rupa. Maka itu menggunakan upaya kausalya, sehingga para makhluk dapat menerima Buddha Dharma dengan penuh sukacita, menerima, meyakini dan mengamalkan sesuai dengan ajaran yang tercantum di dalam sutra.

Hal ini membutuhkan kebijaksanaan sejati, Maitri Karuna yang tanpa batas, barulah dapat mewujudkannya. Dimanakah tempatnya? Ada pada saat ini juga, yakni di dalam menjalani kehidupan keseharian, ketika berinteraksi dengan orang banyak, jika anda amati dengan seksama maka anda bisa menemukannya.

Kita ingin belajar Ajaran Buddha, kita ingin dalam satu masa kehidupan ini meraih keberhasilan, maka anda patut mengetahui bahwa para makhluk termasuk kita di dalamnya, setiap niat pikiran yang timbul adalah khayalan dan perbedaan, ketika membuka halaman buku sutra, anda tidak dapat memahami maknanya. Mengapa demikian?

Hati kita yang sekarang ini merupakan hati khayal, yang semu dan membeda-bedakan, hati khayal merupakan Manas-vijnana atau kesadaran ketujuh (yang melekat), sedangkan hati yang membeda-bedakan adalah kesadaran keenam.

Maka itu meskipun Buddha menggunakan beragam perumpamaan guna menyampaikan ajaran, tetapi para makhluk terhadap pengetahuan dan pandangan KeBuddhaan, bagaikan tuli dan bagaikan buta. Bagaikan tuli maksudnya adalah mendengar tapi tidak mampu memahaminya. Bagaikan buta maksudnya adalah setelah melihat (membaca)-nya tapi tidak mampu memahaminya. Tidak mampu memahami peragaan Dharma yang ditampilkan oleh para Buddha dan Bodhisattva.`

Justru sebaliknya, kita sering menafsirkan-nya secara keliru, sehingga tak terhindarkan dari menfitnah Buddha Dharma, mengkritik Buddha Dharma. Begitu niat pikiran ini timbul, maka diwujudkan keluar melalui ucapan dan tindakan, karma buruk pun terbentuk.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 1 Maret 2011



世智辯聰
(十八)

「佛之開示既是佛之知見,故唯有諸佛乃能如實知之」,我們昨天學到此地。「眾生在情見中,起心動念皆是妄想分別,故佛雖有種種譬說,但眾生於佛之知見如聾如盲,不能真實解了。」這完全是真話,佛的話是從自性真如裡面流露出來的,純真無妄。所以學佛不用真心行嗎?不用真心永遠不能解佛真實義。今天弘法之難,幫助眾生最大的困難,眾生沒有真心、沒有誠意,你講的是真實、諸法實相,他聽不懂,他誤解了、曲解了,還要跟你辯證,還得批評你、詆毀你,他造的罪業就更重了。佛菩薩有智慧,有慈悲心,總不願意讓眾生接受佛菩薩教誨而產生誤會,造作重業。毀謗三寶,果報都是在無間地獄,佛菩薩不忍心這樣做法。所以善巧方便,讓眾生接觸到佛法歡喜,信受奉行,這是要真實智慧、無盡的慈悲才能做到。在哪裡?就在現前,我們在日常生活當中跟大眾相處之中,你細心觀察你就能見到。我們想學佛,我們想在這一生當中有成就,那你就必須要知道,此地所說的,眾生在情見中。這個眾生包括我在內,起心動念都是妄想分別,我們展開經卷,你就看不懂了。為什麼?我們現前的心是妄想心、是分別心,妄想心是末那識,分別心是第六意識。故佛雖有種種譬喻、演說,但眾生於佛之知見真的是如聾如盲,如聾是什麼?聽不懂。如盲,看了不了解,不能了解諸佛菩薩的表法。往往我們錯會了意思,錯會意思就免不了要謗法,對佛法要批評。這種心一動,用言語、行為來造作,惡報就成立了。

文摘恭錄 淨土大經解演義  (第三0九集)  2011/3/1  澳洲淨宗學院  檔名:02-039-0309

Selasa, 12 November 2019

Insan yang tidak memiliki kebijaksanaan 17


Insan yang tidak memiliki kebijaksanaan 17

Sudah bertahun-tahun lamanya kita belajar Ajaran Buddha, tetapi mengapa aku masih seperti yang dulu? Di mana letak kesalahannya? Sutra tidaklah keliru, Buddha dan Bodhisattva juga tidak keliru, guru sesepuh juga tidak keliru, kesalahannya adalah terletak pada kita masih juga belum melepaskan kemelekatan.

Mengapa kita masih saja tidak sanggup melepaskan kemelekatan? Tabiat kemelekatan itu sudah terlampau berat, kurun waktunya juga terlampau panjang, sekarang tiba-tiba mendengar istilah “Melepaskan kemelekatan”, kurun waktu melatih diri juga masih singkat, masih belum mampu membentuk sebuah kekuatan atau dorongan.

Ketika enam akar indria (mata, telinga, hidung, lidah, tubuh dan pikiran) melakukan kontak dengan enam kondisi luar (rupa, suara, bau-bauan, rasa, sentuhan, bentuk-bentuk pikiran), aku masih seperti yang dulu, kita selalu ingin menguasai dan mengendalikannya, ini adalah penyakit batin kronis kita, sekarang kambuh lagi.

Padahal kita memahami bahwa mesti melepaskan kemelekatan, tetapi begitu cobaan terpampang di hadapan kita, kita tidak mampu mengendalikan diri, sudah tahu tidak boleh masih sengaja melanggarnya.

Tentu saja ada sejuta alasan dibalik kesengajaan ini, menurutku, alasan yang paling utama adalah kita masih belum memahami sepenuhnya ajaran yang dibabarkan Buddha, selama ini yang kita pelajari cuma secuil saja.

Kita belajar berceramah di luar, namun yang kita sampaikan bukanlah makna sesungguhnya yang disampaikan Tathagata, kita belum mencapai pencerahan, makanya dalam berceramah, hendaknya berpedoman pada penjelasan sutra yang ditulis oleh para Guru Sesepuh dan praktisi senior terdahulu.

Andaikata penjelasan sutra yang ditulis Guru Sesepuh, kita juga tidak sanggup memahaminya, lantas apakah makna yang disampaikan oleh Guru Sesepuh juga sama dengan makna yang disampaikan oleh Buddha dan Bodhisattva? Maka hal ini harus melihat, apakah si pembaca bisa melepaskan kemelekatan atau tidak.

Apabila si pembaca telah sanggup melepaskan kemelekatan, maka dia telah memasuki kondisi batin Arahat, tentu saja sudah melampaui kita yang awam ini.

Dengan kondisi batin Arahat untuk memahami makna sesungguhnya yang dibabarkan Tathagata, masih saja terdapat jarak yang sangat besar. Andaikata si pembaca telah memiliki kondisi batin Bodhisattva, maka untuk memahami makna sesungguhnya yang dibabarkan Tathagata, meskipun sudah mendekati, namun masih saja berjarak.

Maka itu Buddha Sakyamuni membabarkannya di dalam sutra bahwa dalam hal ini “Hanya antara sesama Buddha yang mampu memahaminya dengan sempurna”,  setelah anda mencapai KeBuddhaan barulah dapat memahaminya secara keseluruhan.

Anda dapat meningkatkan kualitas batin setahap demi setahap sudah merupakan hal yang bagus, serupa dengan menaiki anak tangga, setingkat demi setingkat, tiada hentinya mengejar kemajuan batin.

Kaki kita harus melepaskan anak tangga yang lebih rendah, barulah dapat melangkah ke anak tangga yang lebih tinggi. Demikian pula kita mesti melepaskan lantai satu barulah bisa mencapai lantai kedua dan seterusnya. Beginilah kebenarannya.

Jika anda melekat terus pada lantai pertama dan tidak sudi melepaskannya, maka anda akan berhenti di sana dan tidak dapat mencapai tingkatan yang lebih tinggi lagi.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 28 Februari 2011

世智辯聰
(十七)

我們學了這麼多年,連消息都沒有,過失在哪裡?經沒過失,佛菩薩沒過失,祖師大德沒過失,過失在我們沒有放下。為什麼老放不下?執著的習氣太重,時間太長,放下是偶爾聽到,薰習時間短,還不能形成一股動力。六根接觸六塵境界,老毛病,我們常講的控制它、佔有,這都老毛病,它就發作了。知道很清楚,放下是對的,可這境界現前自己做不了主,明知故犯。當然這裡頭因素非常之多,我覺得最重要的第一個因素,我們對於世尊所說的經教認識不夠,僅僅認識這一點皮毛。我們學習在外面宣講,宣講不是如來真實義,我們沒開悟,當然要依靠祖師大德的註解。祖師大德註解我們也看不懂,那是他的意思,是不是佛菩薩的意思?要看註解的這個人他是不是真放下了。如果他確確實實於世出世間法都不執著了,他是阿羅漢的境界,當然比我們高多了。阿羅漢的境界來解如來真實義,還是有很大很大的距離。如果這個人是菩薩的境界,跟如來真實義接近,依然有差距。所以佛在大經上常講,這樁事情「唯佛與佛方能究竟」,你成佛才真完全了解。你能夠一層一層向上提升這是好事,像上樓梯一樣,一層一層往上爬,不斷向上提升。向上提升就是放下,我們上樓,放下一樓才能夠登上二樓,放下二樓才能登上三樓,就這麼個道理。你到一層的時候你捨不得放下,你就停在這裡,你就上不去了。

文摘恭錄 淨土大經解演義  (第三0八集)  2011/2/28  澳洲淨宗學院  檔名:02-039-0308

Insan yang tidak memiliki kebijaksanaan 16


Insan yang tidak memiliki kebijaksanaan 16

Praktisi yang memiliki akar kebajikan yang mendalam dan tebal, yang begitu mendengar ajaran sutra langsung tercerahkan, merupakan sosok yang taat sepenuhnya pada ajaran yang dibabarkan Buddha dan Bodhisattva, inilah yang disebut sebagai berbakti pada Buddha dan Bodhisattva, takkan berani mengabaikannya, orang begini mudah dibimbing.

Praktisi zaman dulu berkata, hanya insan yang memiliki akar kebijaksanaan tertinggi dan terendah yang paling mudah diselamatkan. Insan yang memiliki kebijaksanaan tertinggi begitu mendengar ajaran sutra langsung tercerahkan, melepaskan kemelekatan, dia telah memahaminya.

Sedangkan insan yang memiliki akar kebijaksanaan terendah (orang lugu) yang tidak tahu apa-apa, tetapi dia dapat melepaskan kemelekatan, patuh, orang begini mudah dibimbing, mudah diselamatkan dan mudah mencapai pencerahan.

Yang paling merepotkan adalah yang berada pada level menengah ini, yang sedang-sedang, tidak tinggi juga tidak rendah, orang begini jumlahnya justru paling banyak. Buddha Sakyamuni membabarkan Dharma 49 tahun lamanya, ditujukan kepada golongan menengah ini, yang tidak tinggi juga tidak rendah.

Insan yang memiliki akar kebijaksanaan tertinggi telah mencapai KeBuddhaan, sedangkan insan yang memiliki akar kebijaksanaan terendah telah terlahir ke Alam Sukhavati, mudah dibimbing.

Para makhluk yang jodohnya sudah masak, apa maksudnya sudah masak? Yakni yang memiliki akar kebijaksanaan tertinggi dan terendah.

Tempo dulu ketika saya berguru pada Upasaka Li Bing-nan di Taiwan, beberapa kali Guru Li bilang padaku, beliau ingin meniru insan lugu, oleh karena tidak mungkin bisa meniru insan berkebijaksanaan tertinggi, makanya belajar jadi orang lugu.

Namun sudah berpuluh-puluh tahun Guru Li belajar meniru orang lugu, tetap saja tidak mirip, apa alasannya? Tidak sanggup menyingkirkan tabiat. Guru Li memiliki banyak keahlian dan berbakat tinggi, kaya pengetahuan, menguasai kecapi, catur Tiongkok, melukis dan sebagainya, bagaimana bisa disuruh jadi orang lugu? Makanya bagaimana pun beliau menirunya, tetap saja tidak mirip.

Selama beberapa dekade perjalanan karir belajar Buddha Dharma, fakta yang kami lihat dan dengar secara langsung, sedikitpun tidak keliru, dua jenis orang tersebut (berkebijaksanaan tertinggi dan terendah) yang paling cepat mencapai kemajuan batin, bahkan meraih keberhasilan yang sangat unggul.

Sehingga membuat kita ketinggalan jauh dan tak sebanding dengannya. Mereka hanya butuh 3-5 tahun sudah berhasil, mengetahui terlebih dulu waktunya terlahir ke Alam Sukhavati, tidak menderita penyakit apapun, jiwa raga sehat, beranjak pergi dengan begitu elegannya, menampilkan beragam fenomena istimewa, ini nyata adanya, yang kami saksikan langsung dengan mata kepala sendiri.

Mereka telah membuktikan kebenaran isi sutra kepada kita semuanya.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 28 Februari 2011


世智辯聰
(十六)

只有真正稱得上是善根深厚,一聞千悟,對於佛菩薩百分之百的順從,這孝順佛菩薩,絲毫不敢違背,這種人好教。古德常講唯上智與下愚最容易得度,上智一聞千悟,他真放下,他明白了;下愚什麼都不知道,但是他能放下,他聽話,所以他也容易得度,也容易證果。最麻煩的就是當中這一段,不上不下,而且人數特多,世尊當年在世四十九年,全是為這類人,不上不下的。上智見到他就大徹大悟,下愚見到他就往生極樂世界了,真好辦。所謂根熟眾生,什麼樣的根性成熟?上智成熟了,下愚成熟。早年我在台中求學,李老師給我講過好幾次,他是非常想學下愚,上智學不到,想學下愚,學了幾十年學不像,為什麼學不像?習氣改不掉。李老師多才多藝,他學的東西非常多,琴棋書畫很難捨掉,就是學下愚學不像。我們在學佛這幾十年當中親身經歷,親眼見到的、親耳所聞的,一點都不錯,這兩種人成就特快,成就非常殊勝。讓我們這一般人,無論在家、出家,弘宗研教、住持正法這些大德們,確實望塵莫及,比不上。哪有三年五載,預知時至,沒有疾病,身心健康,說走就走了,瑞相稀有,這真的不是假的,親眼看到的。用他們來印證佛經,經上沒講錯。

文摘恭錄 淨土大經解演義  (第三0八集)  2011/2/28  澳洲淨宗學院  檔名:02-039-0308

Minggu, 10 November 2019

Insan yang tidak memiliki kebijaksanaan 15


Insan yang tidak memiliki kebijaksanaan 15

Mengapa Master Huineng begitu mendengar ceramah dari Sesepuh ke-5, langsung mencapai pencerahan agung, menemukan kembali jiwa sejati? Oleh karena dia tidak membeda-bedakan, tidak melekat dan tidak timbul niat pikiran, di sinilah letak kemampuannya.

Siapa yang sanggup melepaskan khayalan, perbedaan dan kemelekatan, maka enam akar indria-nya (mata, telinga, hidung, lidah, tubuh dan pikiran) akan bersinar terang, “Surangama Sutra” menyebutkan “Pintu enam akar indria memancarkan cahaya mengguncang permukaan alam”.

Begitu anda melihatnya, begitu anda mendengarnya, langsung tercerahkan. Di manakah letak kebenaran alam semesta dan kehidupan manusia? Yakni di depan mata, bukan berada di tempat lain, tak terpisahkan dari dirimu. Anda ingin mencapai pencerahan, sesungguhnya sangatlah mudah, yakni dengan melepaskan kemelekatan.

Ketika saya masih menjadi praktisi pemula, pertama kali bertatap muka dengan Master Zhangjia, mengajukan pertanyaan kepada Master, adakah cara yang paling cepat untuk menyelami Buddha Dharma? Beliau menjawab : Mengikhlaskan, melepaskan kemelekatan.

Waktu itu rintangan karma-ku masih berat, tidak serupa dengan Master Huineng, andaikata waktu itu saya sudah serupa dengan Master Huineng, maka begitu mendengar kalimat “Mengikhlaskan, melepaskan kemelekatan”, saya pasti langsung mencapai pencerahan bukan?

Oleh karena kala itu rintangan karma masih berat, setelah mendengar perkataan Master Zhangjia, tampaknya seperti mengerti, tapi juga sepertinya tidak paham.

Beliau benar-benar tidak mengelabui diriku, bayangkan baru hari pertama kami berkenalan, guru tidak menyimpan ilmu sama sekali, langsung memberitahukan padaku “kunci-nya”.

Selama kurun waktu 60 tahun kami belajar Buddha Dharma, melatihnya berkesinambungan selama jangka panjang, barulah menyadarinya secara keseluruhan.

Pada satu masa kehidupan ini, ingin mencapai pencerahan agung, kesulitannya terletak pada melepaskan kemelekatan, setelah terlahir ke Alam Sukhavati barulah kita mampu mewujudkannya!

Asalkan sanggup melepaskan perbedaan dan kemelekatan, maka kita telah memiliki kepastian terlahir ke Alam Sukhavati.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 28 Februari 2011


世智辯聰
(十五)


為什麼能大師聽五祖一說法就大徹大悟、明心見性?他沒分別沒執著、沒起心沒動念,本事就在此地。誰能夠放下妄想分別執著,那個六根都放光,《楞嚴經》上說的「六根門頭放光動地」。你看也好、聽也好,你接觸也好,立刻開悟。宇宙人生的真相在哪裡?就在眼前,不在別的地方,沒離開你。你要開悟實在講很簡單,放下就是。

  我初學佛的時候,第一次見章嘉大師,向他老人家提出這個問題。他告訴我:看破、放下。我還是業障重,不是像惠能,像惠能不是馬上就開悟了嗎?業障重,聽到這兩句話,好像懂,又好像不懂。他真的沒有欺騙我,你看第一天,佛門叫和盤托出,一絲毫沒有保留,就把祕訣告訴我了。我們在學佛六十年當中長時間的薰習,完全體會到了。這一生大徹大悟,就是徹底放下難,但是往生極樂世界有把握!只要放下分別執著就可以了,極樂世界就有分。

文摘恭錄 淨土大經解演義  (第三0七集)  2011/2/28  澳洲淨宗學院  檔名:02-039-0307